Rahasia Tendangan Melengkung Declan Rice Dibongkar Pakar Fisika!

Tendangan melengkung Declan Rice yang menghancurkan Real Madrid di Liga Champions bukan hanya memukau, tapi juga mengungkapkan prinsip fisika.

Liputanku – Stadion Emirates menjadi saksi bisu sebuah momen magis, ketika Declan Rice, sang gelandang Arsenal, melesakkan tendangan melengkung yang tak mampu dihalau oleh kiper Real Madrid, Thibaut Courtois. Gol ini tercipta dalam pertandingan Liga Champions yang berlangsung pada Selasa (8/4/2025) atau Rabu dini hari WIB.

 

Lebih dari sekadar keindahan teknik, gol ini menyimpan rahasia fisika yang menakjubkan di baliknya.

Dr. Zulfi Abdullah, seorang ahli Fisika Teoritik dan Komputasi dari Universitas Andalas, memberikan penjelasan mendalam tentang fenomena di balik gerakan bola yang memukau ini.

Menurutnya, tendangan melengkung khas Rice melibatkan dua komponen gerakan utama: pergerakan pusat massa bola dan rotasi atau putaran bola terhadap pusat massanya.

“Saat bola ditendang, jika gaya dorong tepat mengenai pusat massa, bola akan bergerak lurus. Namun, jika gaya tersebut mengenai titik di permukaan bola yang tidak sejajar dengan pusat massa, bola akan mulai berputar,” terang Dr. Zulfi dalam wawancaranya dengan Liputanku, Jumat (11/4/2025).

Namun, efek putaran bukanlah satu-satunya penentu arah bola.

Efek melengkung yang dramatis ini sebagian besar disebabkan oleh gaya Magnus, yang menurut Dr. Zulfi adalah “gaya yang timbul akibat perputaran bola saat bergerak menembus udara.”

 

Gaya inilah yang menyebabkan bola bergerak dengan lintasan melengkung, akibat adanya perbedaan kecepatan aliran udara di kedua sisi bola.

“Pada sisi bola yang searah dengan putaran, aliran udara menjadi lebih cepat, sementara pada sisi yang berlawanan, aliran udara melambat. Akibatnya, tekanan udara pada sisi dengan aliran yang lebih cepat menjadi lebih rendah, sedangkan pada sisi yang lebih lambat, tekanan menjadi lebih tinggi. Perbedaan tekanan ini menghasilkan gaya sentripetal, yang memaksa bola untuk melengkung,” jelas Dr. Zulfi.

Tiga Elemen Penentu Gol

Gol spektakuler yang merobek jala gawang Madrid ini sangat dipengaruhi oleh tiga faktor kunci: sudut tendangan, kecepatan bola, dan rotasi bola itu sendiri.

Dr. Zulfi menekankan bahwa sudut tendangan yang tepat akan mengarahkan bola ke tujuan yang diinginkan, sementara kecepatan dan putaran bola berperan vital dalam menciptakan efek lengkung yang memukau.”

“Semakin cepat bola ditendang, semakin besar pula impuls gaya yang bekerja, dan semakin besar pula torsi yang menyebabkan bola melengkung,” imbuhnya.

“Namun, jika kecepatan bola terlalu rendah, efek lengkungnya akan kurang signifikan (berkurang), karena pengaruh gaya udara menjadi lebih kecil.”

Selain faktor teknik, desain bola juga memiliki andil dalam menentukan seberapa tajam lengkungan yang dapat dihasilkan.

Bola sepak modern yang digunakan dalam pertandingan dirancang dengan tekstur dan panel yang dioptimalkan untuk mengendalikan aliran udara di sekeliling bola.

Dr. Zulfi menjelaskan bahwa desain bola yang lebih kasar atau memiliki panel khusus memungkinkan aliran udara yang lebih stabil di sekitarnya, sehingga memaksimalkan efektivitas gaya Magnus.

“Jika permukaan bola terlalu licin, udara akan kesulitan ‘menempel’ pada permukaan bola, yang mengakibatkan gaya yang menghasilkan lengkungan (gaya Magnus) menjadi lemah atau tidak stabil,” paparnya.

Stabilitas putaran bola juga berperan penting dalam menjaga arah bola tetap presisi.

Dalam tendangan melengkung yang diperagakan oleh Declan Rice, bola bergerak dengan momentum sudut yang tinggi, memberikan stabilitas dan mencegahnya dari goyangan yang tidak terkontrol di udara.

Menurut Dr. Zulfi, putaran bola memberikan efek stabilisasi, serupa dengan prinsip kerja gasing yang berputar. Semakin cepat putaran bola, semakin stabil pula lintasannya.

“Jadi, tendangan Rice tersebut istimewa bukan hanya karena arah bola yang membelok jauh dari jangkauan kiper, tetapi juga karena kombinasi putaran, arah tendangan, dan desain bola yang menghasilkan lintasan yang mulus, stabil, dan sulit diprediksi,” pungkas Dr. Zulfi.