Rahasia Sasis Ringan BMW: Teknologi Samson di Gresik Terungkap!

BMW 7 Series terjun dari Tol Krian-Gresik, Jawa Timur. Ada pembelajaran yang bisa dipetik, terutama dari struktur sasis enteng.

Liputanku – Beberapa waktu lalu, kejadian sebuah BMW 7 Series G11 yang terjun dari jalan Tol Krian-Gresik, Jawa Timur (5/4), menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Sedan BMW 740 Li dengan nomor polisi P 805 INI itu membawa seorang pengemudi dan seorang penumpang ketika ‘terbang’ dari jembatan tol.

Mobil tersebut kemudian mendarat dengan keras dari ketinggian lebih dari 5 meter di dekat Taman Exit Tol Bunder, sebelum akhirnya menabrak trotoar dan sebuah pohon.

Walaupun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, pengemudi dan penumpang mengalami luka-luka dan sempat dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik untuk mendapatkan perawatan.

Insiden BMW yang terjun dari jalan tol ini memberikan sudut pandang yang menarik, terutama jika dilihat dari bagaimana produsen mobil memastikan keselamatan pengemudi dan penumpang.

Keselamatan mobil di era modern ini tidak hanya bergantung pada keberadaan airbag atau fitur bantuan pengemudi seperti kontrol traksi.

Pengembangan crash structure dan struktur monokok modern memungkinkan mobil untuk memiliki ruang pengemudi dan penumpang yang sangat kuat.

Sebagai contoh, Volvo Safety Cage menggunakan struktur kabin mobil, seperti pilar dan lantai, yang sengaja dibuat dari baja super kuat. Tujuannya adalah untuk menahan dan menyalurkan energi benturan.

Struktur yang kokoh ini tidak hanya berfungsi sebagai load path energi benturan, tetapi juga mampu mempertahankan bentuk kabin, sehingga memberikan ruang bagi pengemudi dan penumpang untuk menyelamatkan diri.

Salah satu aspek menarik dari BMW 7 Series generasi G11 adalah penggunaan sasis Carbon Core sebagai bagian dari inisiatif BMW EfficientLightweight.

Carbon Core memungkinkan 7 Series generasi ini memiliki sasis monokok yang menggabungkan serat karbon, baja, dan aluminium.

BMW mengklaim bahwa penggunaan material serat karbon ini berhasil mengurangi bobot 7 Series hingga 130 kilogram dibandingkan dengan model sebelumnya.

Selain itu, serat karbon juga memiliki ketahanan yang tinggi terhadap gaya-gaya direksional dan mampu menyalurkan energi benturan dengan efektif.

Penggunaan serat karbon ini juga menjadi faktor kunci dalam menjaga kokpit mobil balap single seater, seperti Formula 1, tetap utuh meskipun mengalami crash yang parah.