Liputanku, Jakarta – Otaru, permata Prefektur Hokkaido, adalah kota yang memikat di Jepang. Terletak anggun di tepi Teluk Ishikari, Otaru terkenal dengan distrik kanalnya yang terjaga dengan baik. Kota ini memiliki jalan yang menanjak curam dari garis pantai, menawarkan panorama kota dan laut yang memukau, terutama dari titik pandang dekat puncak lereng yang dikenal sebagai Funamizaka, atau Bukit untuk Melihat Kapal.
Daya tarik visualnya telah menarik banyak pengunjung untuk mengabadikan momen. Saat ini, Otaru menghadapi tantangan yang mirip dengan kota-kota wisata populer lainnya di Jepang, yakni overtourism. Banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi kota kecil ini, sadar atau tidak, melanggar norma kesopanan Jepang. Contohnya, wisatawan yang berdiri di tengah jalan umum untuk berfoto sesuka hati. Bahkan, ada laporan tentang wisatawan yang memasuki properti pribadi untuk mengambil foto atau mencari jalan pintas.
Otaru, kota di Jepang, menggunakan poster ninja untuk menunjukkan tata krama lokal untuk pelancong (otaru-canal.jp)
Poster Ninja
Isu ini menjadi perbincangan hangat di kalangan penduduk setempat. Sebagai solusi, pemerintah kota Otaru memutuskan untuk memanfaatkan citra ninja. Akan tetapi, ninja yang digunakan tidak menggunakan shuriken atau senjata ninja lainnya. Mereka membentuk organisasi bernama Ninja Next 100, yang beranggotakan penduduk lokal berusia 20-an. Tujuan dari organisasi ini adalah untuk mengingatkan wisatawan tentang perilaku yang tepat melalui poster dan video media sosial yang informatif, lugas, tetapi tetap menyenangkan dan tidak agresif.
Noriaki Ikeda, anggota Otaru Next 100, menjelaskan bahwa masalah ini timbul karena kurangnya pengetahuan wisatawan asing tentang aturan, bukan karena niat buruk. “Kami ingin mereka menikmati kunjungan mereka sambil memahami [apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan],” katanya, seperti yang dilaporkan oleh .
Tiga Peringatan untuk Wisatawan
Otaru Next 100 telah membuat tiga poster yang memberikan peringatan kepada wisatawan untuk menghindari properti pribadi, tidak berjalan di tengah jalan, dan tidak berhenti di tengah jalan untuk berfoto.
Poster-poster tersebut menampilkan ilustrasi ninja dengan wisatawan yang melanggar etika, disertai dengan peringatan tertulis. Misalnya, salah satu poster bertuliskan “Penduduk setempat dalam masalah,” yang mengindikasikan bahwa penduduk merasa terganggu oleh perilaku wisatawan. Oleh karena itu, wisatawan diminta untuk tidak meniru tindakan yang digambarkan dalam poster. Walaupun demikian, pesan yang disampaikan tetap ramah. Setiap poster menyertakan tulisan “Terima kasih telah datang” dan harapan agar pengunjung menikmati Otaru, yang menunjukkan bahwa kota tersebut tidak memiliki masalah dengan wisatawan asing. Mereka hanya berupaya menghentikan tindakan berbahaya atau tidak sopan yang dilakukan oleh pelancong.
Pilihan Editor: