Koperasi Melania Terjerat Gagal Bayar, Anggota Rugi Miliaran Rupiah!

Mengalami gagal bayar anggotanya, Melania Credit Union pernah menyabet penghargaan Koperasi Berprestasi dari Menteri Koperasi dan UMKM.

Liputanku, Jakarta – Koperasi Kredit Melania Credit Union diduga kuat tengah menghadapi persoalan serius, yaitu gagal bayar simpanan kepada para anggotanya. Hal ini disinyalir disebabkan oleh kredit macet atau non-performance loan (NPL) yang, ironisnya, tidak dilaporkan oleh pihak manajer.

Menurut catatan Liputanku, koperasi kredit yang awalnya didirikan untuk melayani umat gereja Paroki St. Melania ini, terindikasi mengalami gagal bayar simpanan anggota dengan nilai mencapai Rp 210 miliar. Kondisi ini dipicu oleh kredit macet yang jumlahnya fantastis, yakni mencapai Rp 263 miliar atau setara dengan 87 persen dari total aset yang dimiliki.

Pantauan Liputanku di kantor pusat Melania Credit Union menunjukkan suasana yang memprihatinkan. Gedung yang dikelilingi pagar hitam tampak tertutup rapat dan terkunci. Hanya terlihat beberapa sepeda motor yang terparkir di dekat pintu garasi. Tidak ada tanda-tanda kehadiran pengurus maupun pegawai koperasi yang sedang bertugas.

Sandi Agus, seorang petugas keamanan yang ditemui di sekitar kantor Melania, membenarkan bahwa tidak ada lagi aktivitas perkantoran yang berjalan. Ia mengaku tidak ingat secara pasti kapan operasional koperasi berhenti. Ia juga menambahkan bahwa para pengurus dan pengawas koperasi pun sudah lama tidak pernah terlihat. “Karyawan sudah banyak yang keluar, karena tidak digaji,” ungkap Sandi.

Meskipun kantor sudah tidak beroperasi, para nasabah tetap berdatangan dengan harapan dapat menarik kembali tabungan mereka. Namun, hingga saat ini, upaya para nasabah tersebut belum membuahkan hasil, dan hak mereka masih tertahan di Melania Credit Union.

Muna, bukan nama sebenarnya, salah seorang nasabah yang terdampak, mengungkapkan bahwa ia sudah tidak bisa menarik tabungannya sejak Juni 2023 lalu. Total dana yang tertahan mencapai sekitar Rp 1,3 miliar, termasuk bunga tabungan dan deposito yang telah ia simpan sejak tahun 2018.

Para anggota koperasi yang tergabung dalam Komite Krisis menyatakan bahwa masalah penarikan uang tabungan ini telah berlangsung sejak Juni 2023. Yunita Tan, juru bicara Komite Krisis, menjelaskan bahwa pengurus dan manajer koperasi beralasan masih banyak tagihan di luar yang belum masuk ke rekening koperasi, sehingga menghambat proses pencairan.

Liputanku mencoba mengonfirmasi permasalahan ini kepada pihak pengurus dan manajer Melania Credit Union. “Silakan ke pengurus saja ya. Mohon maaf,” jawab William Setiadi, Manajer Koperasi Kredit Melania, melalui pesan singkat pada hari Sabtu, 12 April 2025. Sementara itu, Ketua Melania Credit Union Andreas Indrayadi dan Wakil Ketua Djoko Susilo tidak memberikan respons terhadap panggilan telepon maupun pesan yang dikirimkan.

Sejarah Pendirian Melania Credit Union

1991

Melania Credit Union–yang sebelumnya dikenal dengan nama Koperasi Kredit Melania–adalah sebuah lembaga koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam. Koperasi ini didirikan pada tanggal 12 Juli 1991 oleh sekelompok individu yang berasal dari lingkungan Gereja Santa Melania.

2003

Setelah beroperasi selama 12 tahun, koperasi ini membuka diri untuk melayani masyarakat umum setelah mendapatkan pengesahan dari Wali Kota Bandung melalui Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian dengan Nomor 512/BH.12-DISKOP/2003 pada tanggal 13 Februari 2003.

2008

Pada tahun 2008, Melania Credit Union melakukan pembelian gedung yang terletak di Komplek Sukaluyu. Gedung ini kemudian ditetapkan sebagai kantor pusat dan menjadi lokasi operasional utama. Selain kantor pusat, Melania Credit Union juga memiliki tiga kantor cabang, yaitu cabang Melania, cabang Sukaluyu, dan cabang Ciwidey.

2012

Setelah memperoleh pengesahan dari wali kota, Melania Credit Union kembali mendapatkan pengakuan dari pemerintah provinsi, yaitu pengesahan dari Gubernur Jawa Barat melalui Kepala Dinas Koperasi dan UMKM. Pengesahan ini tercantum dalam dokumen bernomor 12/KEP/PAD/XIII/518-DISKOP.UMKM/V/2012 yang dikeluarkan pada tanggal 30 Mei 2012. Pada tahun yang sama, Melania Credit Union juga membuka cabang Cirata yang beroperasi di wilayah Cipeundeuy Bandung Barat. Pada tahun 2012, Melania Credit Union berhasil menjadi koperasi dengan aset terbesar di wilayah Gerakan Koperasi Kredit Jawa Barat.

2017

Melania Credit Union memperoleh izin usaha dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Jawa Barat pada tahun 2016. Izin ini tercantum dalam dokumen dengan nomor 518/Kep.05/201.01/0/BMPT/2016 tentang Izin Usaha Koperasi Simpan Pinjam Atas Nama Koperasi Kredit Melania (Kopdit Melania).

Pada tahun yang sama, Melania Credit Union mendapatkan Nomor Induk Koperasi (NIK) dengan nomor 3273220050074 dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai bukti bahwa koperasi tersebut telah terdaftar secara resmi.

2018

Pengurus Melania Credit Union meresmikan PeakStore MCU pada acara Rapat Anggota Tahunan 2017. PeakStore MCU adalah sebuah pusat perbelanjaan daring yang dimiliki oleh Melania Credit Union dan berlokasi di Bandung. Tujuan dari PeakStore MCU adalah memberikan fasilitas kepada anggota koperasi untuk memasarkan produk hasil usaha mereka kepada sesama anggota maupun masyarakat luas.

Liputankulania Credit Union

Koperasi kredit ini pernah meraih penghargaan secara berturut-turut pada tahun 2009–2010 dari Pemerintah Kota Bandung. Penghargaan tersebut berupa predikat Koperasi Terbaik II dan I untuk kategori Jenis Simpan Pinjam.

Melania Credit Union juga berhasil meraih penghargaan Koperasi Berprestasi Tahun 2014 dari Menteri Koperasi dan UMKM. Penghargaan ini tertuang dalam surat keputusan dengan nomor 21/Kep/M.KUKM/VII/2014 yang dikeluarkan pada tanggal 3 Juli 2014.

Tiga tahun kemudian, Melania Credit Union kembali mendapatkan penghargaan, yaitu penghargaan Koperasi Skala Besar dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah pada tanggal 30 Oktober 2017.

Produk dan Layanan Perseorangan Melania Credit Union

Berdasarkan informasi dari laman Melania Credit Union, koperasi kredit ini menawarkan tiga jenis produk dan layanan utama, yaitu simpanan, fasilitas kredit, dan layanan.

Melania Credit Union menyediakan enam jenis produk simpanan, yaitu Tabungan Saham Khusus Anggota (Taska); Tabungan Melania; Simpanan Terpadu Pendidikan si Kecil (Step’s); Tabungan Masa Depan Terencana (TAMARA); Simpanan Hari Raya (Siraya); Tabungan Perumahan (Taperma); dan Simpanan Sukarela Berjangka (SSB).

Ada enam fasilitas kredit yang ditawarkan oleh Melania Credit Union, antara lain Fasilitas Kredit Modal Kerja; Fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah; Fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah Melalui Taperma; Fasilitas Kredit Multiguna; Fasilitas Kredit Kepemilikan Kendaraan; dan Fasilitas Kredit Back to Back.

Melania Credit Union hanya memberikan fasilitas kredit kepada anggota yang memiliki rekening Taska. “Anggota MCU berkewajiban menggunakan seluruh fasilitas kredit hanya untuk kepentingan tujuan kredit yang telah disetujui oleh MCU,” demikian bunyi kutipan dari laman Melania Credit Union.

Sementara itu, fasilitas layanan Melania Credit Union merupakan wujud upaya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi dan sebagai bentuk tanggung jawab sebagai sebuah korporasi. Salah satu fasilitas layanan yang ditawarkan adalah PeakStore, yang diresmikan oleh pengurus pada tahun 2018. Selain itu, Melania Credit Union juga membentuk Tunas MCU, sebuah program yang memberikan beasiswa pendidikan dan membekali para penerima dengan keterampilan organisasi serta kepemimpinan.

Peluang Kerja Sama Korporasi Melania Credit Union

Selain menawarkan produk dan layanan kepada individu, Melania Credit Union juga membuka peluang kerja sama dengan berbagai korporasi. Jenis korporasi yang menjadi target kerja sama meliputi yayasan, perseroan terbatas (PT), persekutuan komanditer (CV), dan atau bentuk korporasi lainnya. Berdasarkan informasi dari laman Melania Credit Union, koperasi ini telah menjalin kerja sama dengan sembilan korporasi.

Berikut adalah daftar sembilan korporasi yang bekerja sama dengan Melania Credit Union dalam pengelolaan keuangan karyawan:

1. PT Cikas Security Service

2. CV Cakra linjaya

3. PT Rekatama Putra Gegana

4. PT Ardhika Widya Hutama

5. PT Kaffista Berkah Makmur

6. SMA Santa Maria 2 Bandung

7. TB/TK Santa Ursula Bandung

8. Jendela Alam

9. Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian Nawang Wulan.

Martha Warta Silaban berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Dampak Tarif Trump bagi Ekonomi Indonesia Menurut Ekonom IPB University: Ekspor Turun, Inflasi Naik