Jakarta, Liputanku – Intel secara resmi bermitra dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dalam restrukturisasi besar yang mengubah lanskap industri semikonduktor global. Keduanya akan membentuk usaha patungan yang mengelola fasilitas produksi chip milik Intel, dengan TSMC memegang 20 persen saham.
Bukan melalui investasi uang, TSMC akan berkontribusi dengan keahlian manufakturnya dan pelatihan bagi staf Intel. Langkah ini muncul atas dorongan yang bertujuan untuk menyelamatkan perusahaan ikonik AS dari kesulitan.
1. Intel menyerahkan pabrik chip, TSMC hanya memberikan keahlian
Intel dilaporkan telah menyepakati penyerahan beberapa fasilitas produksi chip kepada entitas baru yang dibentuk bersama TSMC. Perusahaan asal Taiwan tersebut akan memegang 20 persen saham, namun kontribusinya bukan berupa dana.
Sebagai gantinya, TSMC akan membagikan praktik manufaktur terbaiknya dan memberikan pelatihan teknis kepada para insinyur Intel. Informasi ini diungkap oleh sumber terpercaya, yang menyebut kolaborasi ini bersifat strategis untuk mempercepat transformasi internal Intel.
Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran para eksekutif Intel akan potensi pemutusan hubungan kerja dalam skala besar. Usaha patungan dengan TSMC dipandang sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi sekaligus mempertahankan kapasitas produksi domestik.
2. Tekanan untuk membatasi saham asing di Intel
Dilansir dari sumber terpercaya, dorongan pembentukan usaha patungan ini juga datang dari pihak yang ingin memastikan Intel tetap berada di bawah kendali AS, meskipun melibatkan mitra asing dalam restrukturisasi.
Oleh karena itu, kepemilikan TSMC dibatasi di bawah 50 persen agar tidak terkendala regulasi. Kerja sama ini dipandang sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat manufaktur dalam negeri dan menjaga dominasi AS di industri semikonduktor.
Seiring munculnya kabar ini, saham Intel justru menguat. Pasar menanggapi positif kabar bahwa raksasa chip ini mengambil langkah tegas setelah melewati masa-masa sulit.
3. CEO baru bergerak cepat, fokus ke AI dan foundry
Kedatangan Lip-Bu Tan sebagai CEO baru pada pertengahan Maret menjadi pemicu utama restrukturisasi besar ini. Ia menggantikan Pat Gelsinger, yang gagal meningkatkan profitabilitas meskipun telah menginvestasikan dana besar untuk pembangunan pabrik chip.
Tan langsung mengumumkan rencana pelepasan aset non-inti dan mengarahkan fokus perusahaan ke teknologi AI serta Software 2.0. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya akan memprioritaskan perekrutan insinyur berkualitas, meningkatkan pekerjaan foundry chip, dan menyiapkan layanan semikonduktor kustom sebagai bagian dari strategi baru perusahaan.
Sebelumnya, Intel bahkan menunda proyek pembangunan dua pabrik chip senilai 28 miliar dolar AS di Ohio selama lima tahun. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan produksi dengan kondisi pasar dan efisiensi modal perusahaan.
Intel selama ini mengambil pendekatan unik: menangani desain dan produksi chip sekaligus. Namun, strategi itu justru membuat mereka tertinggal dari TSMC yang fokus penuh pada produksi dan berhasil mendapatkan klien besar.
Kini, lewat usaha patungan ini dan restrukturisasi agresif di bawah CEO baru, Intel berupaya bangkit dari keterpurukan. Arah barunya sudah jelas: menjadi pemain kuat kembali di tengah era dominasi AI dan persaingan global yang semakin ketat.