Diversifikasi investasi merupakan strategi krusial untuk meminimalkan risiko finansial. Namun, jika diterapkan keliru, diversifikasi justru dapat menimbulkan dampak negatif pada portofolio investasi.
Banyak investor pemula terlalu percaya diri atau salah memahami konsep diversifikasi. Akibatnya, strategi yang seharusnya melindungi investasi malah meningkatkan kerugian dan risiko.
Oleh karena itu, perhatikan beberapa kesalahan umum dalam diversifikasi berikut agar dapat dihindari.
1. Terlalu banyak produk investasi dalam portofolio
Memiliki terlalu banyak jenis investasi bukan jaminan keamanan. Hal ini justru menyulitkan pemantauan dan evaluasi, meningkatkan risiko kesalahan, dan berujung kerugian.
Investor mudah kehilangan fokus karena terlalu banyak instrumen dengan karakteristik berbeda. Biaya administrasi juga meningkat tanpa keuntungan signifikan, mengakibatkan kerugian tambahan.
2. Diversifikasi hanya berdasarkan jenis aset
Sebagian orang mengira cukup berinvestasi di obligasi, saham, atau reksadana. Padahal, setiap aset memiliki kategori yang perlu diperhatikan agar terhindar dari kesalahan.
Misalnya, berinvestasi hanya di saham teknologi tetap berisiko jika sektor tersebut mengalami krisis. Diversifikasi yang baik mempertimbangkan korelasi antar aset dan wilayah geografis untuk menghindari kerugian besar.
3. Tidak memperhitungkan tujuan dan profil risiko
Diversifikasi yang tidak sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko pribadi bisa merugikan. Seseorang mungkin terlalu agresif dengan aset berisiko tinggi atau terlalu konservatif sehingga pertumbuhan dana lambat.
Strategi diversifikasi idealnya disesuaikan dengan jangka waktu investasi dan toleransi risiko. Tanpa pertimbangan matang, strategi diversifikasi kurang efektif dan berisiko.
4. Tidak melakukan rebalancing secara berkala
Kesalahan umum lainnya adalah mengabaikan rebalancing portofolio secara berkala. Jika satu aset tumbuh lebih cepat, proporsi investasi mungkin menyimpang dari rencana awal.
Tanpa rebalancing, portofolio terlalu terkonsentrasi pada satu sektor atau aset. Ini meningkatkan risiko kerugian jika sektor tersebut mengalami penurunan.
Diversifikasi penting, namun butuh pemahaman agar tidak menjadi bumerang. Lakukan evaluasi berkala dan sesuaikan dengan kondisi pasar serta kebutuhan pribadi agar investasi berjalan sehat. Investasi cerdas bukan hanya soal jumlah aset, tetapi juga bagaimana mengaturnya!