Kelompok peretas yang disinyalir berasal dari China kini menyasar industri chip semikonduktor Taiwan dalam apa yang tampak sebagai operasi spionase siber.
Menurut Proofpoint, sebuah firma keamanan siber, telah terjadi peningkatan signifikan serangan siber terhadap sektor chip Taiwan yang diduga didalangi oleh peretas yang terafiliasi dengan China. Informasi ini dikutip dari Reuters pada Jumat (18/7/2025).
“Kami melihat adanya entitas yang sebelumnya belum menjadi target (peretasan) dan kini menjadi target,” kata Mark Kelly, seorang peneliti ancaman dari Proofpoint.
Kelly menambahkan bahwa intensitas serangan bervariasi. Mulai dari pengiriman satu atau dua email saja, hingga kampanye email phishing skala besar yang melibatkan hingga 80 email untuk mencuri data dari perusahaan-perusahaan yang ditargetkan.
Modus operandi lain melibatkan penggunaan akun email universitas Taiwan yang telah berhasil diretas, di mana peretas berpura-pura menjadi pencari kerja. Mereka mengirimkan lampiran berbahaya berupa dokumen PDF dan URL yang mengarahkan korban langsung ke file malware.
Secara terpisah, perusahaan keamanan siber asal Taiwan, TeamT5, turut mengonfirmasi adanya lonjakan pengiriman email yang bertujuan untuk meretas berbagai entitas di industri semikonduktor.
Serangan siber ini dilaporkan dilakukan oleh setidaknya tiga kelompok peretas yang berafiliasi dengan China. Aktivitas ini terpantau antara Maret hingga Juni 2025, dan beberapa dari kelompok tersebut dilaporkan masih aktif melancarkan serangan hingga kini.
Peningkatan serangan siber ini bertepatan dengan pengetatan aturan ekspor chip yang dirancang oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat ke China, di mana banyak di antaranya diproduksi di Taiwan. Industri chip China sendiri saat ini sedang berupaya keras untuk mengembangkan dan memproduksi chip yang tidak lagi dapat diimpor, khususnya chip yang esensial untuk teknologi kecerdasan buatan (AI).
Proofpoint menolak mengungkapkan identitas spesifik target peretasan, namun mereka menyatakan bahwa 15 hingga 20 entitas telah menjadi sasaran. Target-target ini bervariasi, mulai dari usaha kecil, analis bank internasional, hingga perusahaan multinasional.
Perusahaan semikonduktor terkemuka di Taiwan, seperti TSMC, MediaTek, United Microelectronics Corp, Nanya Technology, dan RealTek Semiconductor, disebutkan dalam konteks ini. Namun, semua perusahaan tersebut menolak berkomentar atau tidak memberikan tanggapan terkait isu ini.
Di sisi lain, juru bicara Kedutaan Besar China di Amerika Serikat menyatakan bahwa serangan siber merupakan ancaman umum yang dihadapi oleh semua negara, termasuk China. Mereka menegaskan bahwa China sangat menentang segala bentuk serangan siber.