Liputanku, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan pada tahun buku 2024. Kinerja positif ini langsung direspons pasar, terlihat dari harga saham yang mengalami kenaikan signifikan.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ANTM melonjak sebesar 11,43% dan mencapai level Rp1.560 per lembar pada sesi perdagangan pertama hari ini, Rabu (9/4/2025).
Saham ANTM berhasil memasuki zona hijau, dengan kenaikan 2,3% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) sejak awal perdagangan 2025. Saham ANTM juga menjadi incaran investor asing, dengan catatan beli bersih (net buy) asing sebesar Rp239 miliar sepanjang tahun 2025.
Kenaikan harga saham ANTM ini sejalan dengan kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun buku 2024. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, anggota holding BUMN industri pertambangan MIND ID ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp69,19 triliun pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan lonjakan signifikan sebesar 68,56% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan pendapatan tahun 2023 yang sebesar Rp41,04 triliun.
Pencapaian pendapatan ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah Antam. Penjualan domestik menjadi kontributor utama dengan mencapai Rp63,96 triliun, atau sekitar 92% dari total pendapatan Antam pada tahun 2024.
Direktur Utama Antam, Nicolas D. Kanter, menyampaikan bahwa capaian gemilang ini membuktikan daya saing dan ketahanan perusahaan yang tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas dan perubahan regulasi. “Kami tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencatatkan kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan,” ujar Nico Kanter dalam keterangan tertulis pada Rabu (9/4/2025).
Kontributor terbesar penjualan Antam berasal dari segmen emas, dengan nilai mencapai Rp57,56 triliun, mengalami pertumbuhan pesat sebesar 120%. Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan harga emas dunia yang dipicu oleh faktor makroekonomi dan kondisi geopolitik.
“Masyarakat Indonesia terus mempercayakan produk logam mulia Antam sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas. Hal ini tercermin dari tingginya penjualan emas kami, yang seluruhnya didistribusikan ke pasar dalam negeri,” jelas Nico.
Selain emas, segmen nikel Antam juga mencatatkan pendapatan yang signifikan dari produk feronikel dan bijih nikel sebesar Rp9,5 triliun, berkontribusi sebesar 14% terhadap total pendapatan ANTM.
Segmen bauksit dan alumina memberikan kontribusi sebesar 3% terhadap total penjualan Antam pada tahun 2024. Nilai penjualan pada segmen ini mencapai Rp1,80 triliun.
Seiring dengan kinerja pendapatan yang cemerlang, Antam juga berhasil mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,64 triliun pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 18,5% yoy dibandingkan dengan laba bersih tahun 2023 yang sebesar Rp3,07 triliun.
Antam juga mencatatkan pertumbuhan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 3% menjadi Rp6,73 triliun pada tahun 2024, dibandingkan dengan Rp6,55 triliun pada tahun 2023. Laba kotor meningkat 3% menjadi Rp6,5 triliun, dan laba usaha meningkat 15% menjadi Rp3 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Liputanku tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.