Fabio Quartararo: Yamaha Harus Fokus, Jangan Terjebak Masalah Kecil!

Fabio Quartararo mau Yamaha bekerja lebih percaya diri dan berani setelah hasil bagus tak terduga di MotoGP Americas 2025

Liputanku – Fabio Quartararo, rider Monster Energy Yamaha, diliputi kejutan sekaligus kekaguman usai momen pergantian motor mendadak sebelum start MotoGP Americas 2025.

Quartararo merasa puas usai berhasil finish ke-10 pada seri ketiga MotoGP Americas 2025 yang berlangsung pekan lalu.

Menurutnya, hasil itu sangat beruntung, mengingat sejumlah kejadian dramatis yang mewarnai balapan bahkan sebelum dimulai.

Mulai dari kekacauan akibat banyaknya pembalap yang terpaksa mengganti motor karena salah memilih ban, hingga insiden dirinya terjatuh saat *sighting lap*.

Juara Dunia 2021 itu kehilangan kontrol di salah satu tikungan Circuit of The Americas (COTA), yang berakibat rusaknya motor YZR-M1 utamanya.

Dalam kondisi darurat, Quartararo harus segera beralih menggunakan motor cadangan yang memiliki konfigurasi sasis berbeda.

Walaupun sempat dilanda kecemasan dan rasa pasrah, hasil akhirnya justru melampaui ekspektasi.

Rider berjuluk El Diablo ini merasakan *feeling* atau sensasi positif meskipun menggunakan sasis yang berbeda dari setelan motor utama yang telah disesuaikan sejak awal.

Pengalaman ini menyadarkan Quartararo bahwa Yamaha beserta timnya jangan terlalu terpaku pada detail-detail kecil dalam proses pengembangan.

Menurutnya, hal yang paling penting adalah bagaimana cara memaksimalkan potensi motor secara keseluruhan.

Terlalu fokus pada detail-detail kecil justru hanya akan membuang waktu Yamaha.

“Kita harus berhenti mencari detail-detail kecil, karena kita tahu masalahnya bukan di situ,” tegas Quartararo kepada Canal+.

“Kita kehilangan banyak hal, tetapi saya rasa sekarang kita harus membangun fondasi yang kuat dan berhenti mencoba meningkatkan detail-detail kecil.”

“Dan yang paling penting, kita harus bersedia mencoba berbagai hal selama akhir pekan balapan,” tambahnya.

Pebalap asal Prancis itu pun menyadari bahwa mungkin ada yang salah dengan pendekatan perbaikan yang selama ini mereka lakukan.

Daripada terus meragukan diri sendiri, Quartararo berpendapat bahwa sudah waktunya untuk lebih percaya diri dalam memperbaiki berbagai aspek.

“Kita harus lebih merasa bahwa ini adalah motor kita, membiasakan diri dengannya, dan mengubah segala sesuatu agar benar-benar positif,” ucap Quartararo.

“Setelah sekian lama mencoba banyak hal, mengganti sasis untuk melihat apakah motornya bekerja lebih baik, jika kita yakin, sekarang kita benar-benar yakin.”

“Kita punya motor, tapi motor kita kurang daya cengkeram dan tenaga, itulah masalahnya.”

“Kita tidak akan menemukan solusi yang tepat kalau kita hanya fokus mengubah 1% pada perangkat elektronik,” tutupnya.