Liputan6.com, Jakarta – Warga ibu kota belum lama ini ramai memperbincangkan laporan mengenai sumber bau tak sedap yang disinyalir berasal dari tumpukan limbah di area salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
Menyikapi permasalahan tersebut, Jangjo, sebuah startup yang bergerak di bidang pengelolaan sampah berbasis teknologi, meluncurkan inisiatif ‘Junk Revolution’. Gerakan ini merupakan wujud komitmen Jangjo untuk mendorong kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan guna menanggulangi persoalan sampah secara sistematis.
Beberapa pusat perbelanjaan terkemuka di Jakarta turut serta dalam kampanye ini. Di antaranya adalah Plaza Indonesia, FX Sudirman, Gandaria City, Blok M Plaza, Kota Kasablanka, dan SCBD Park.
Dukungan signifikan juga mengalir dari sektor industri yang berpegang pada prinsip keberlanjutan. Contohnya adalah Indocement, yang berkomitmen memanfaatkan limbah olahan sebagai bahan bakar alternatif, serta Magalarva, sebuah perusahaan yang berfokus pada pengolahan sampah organik.
“Setelah sukses meluncurkan mesin pengelolaan sampah pintar Jangjo Zero Waste Integrated (JOWI) System, kini kami merasa inilah saatnya untuk mengambil langkah yang lebih besar melalui kampanye Junk Revolution,” ujar Co-founder dan CEO Jangjo, Joe Hansen, dalam keterangannya pada Senin (16/6/2025).
Ia menyatakan keyakinan tinggi bahwa inisiatif ini mampu menekan volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hingga 90%. Lebih dari itu, langkah ini diharapkan dapat memicu perubahan fundamental dalam sistem pengelolaan sampah di Indonesia.
Kampanye ini turut menegaskan pentingnya komitmen manajemen pusat perbelanjaan dalam mengimplementasikan pemilahan sampah. Proses ini akan dilakukan di berbagai area operasional, meliputi tenant, food court, dapur, area pengunjung, serta fasilitas pendukung lainnya.
Seluruh sampah yang telah terkumpul kemudian akan diolah secara terpadu dengan memanfaatkan mesin pengelolaan sampah pintar JOWI System.
Proses pengolahan sampah akan disesuaikan dengan karakteristiknya. Sampah yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya, akan diprioritaskan untuk didaur ulang.
Adapun fraksi sampah yang tidak memiliki nilai jual namun bersifat mudah terbakar (combustible) akan diubah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF). RDF ini selanjutnya akan dimanfaatkan oleh Indocement sebagai subsitusi sebagian batu bara dalam tahapan produksi semen mereka.
Inisiatif ini merupakan bukti nyata komitmen Indocement dalam mendukung transisi menuju energi bersih serta mendorong terwujudnya industri yang lebih berkelanjutan.
Khusus untuk sampah sisa makanan, Jangjo menjalin kemitraan dengan Magalarva untuk memanfaatkannya sebagai pakan maggot Black Soldier Fly.
Sampai saat ini, Jangjo mengklaim telah berhasil mengelola volume sampah mencapai 1.500 ton setiap bulannya. Perusahaan ini juga menegaskan posisinya sebagai salah satu entitas pengelola sampah di Jakarta yang telah mengantongi izin resmi.
Prestasi ini semakin mempertegas kontribusi Jangjo dalam menyokong target nasional program Indonesia Bersih Sampah 2025 yang telah ditetapkan pemerintah, yakni pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70%.
Inisiatif ‘Junk Revolution’ ini juga selaras dengan implementasi kebijakan pemerintah, khususnya Peraturan Gubernur Nomor 102 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah di Kawasan.