Liputanku, Jakarta – TikTok memperkenalkan inovasi terbarunya melalui fitur bernama AI Alive. Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk mengubah gambar statis menjadi video singkat yang dapat segera dibagikan melalui TikTok Stories.
Perlu dicatat, fitur AI Alive hanya dapat diakses melalui Story Camera TikTok. Dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini, gambar statis dalam aplikasi TikTok dapat dianimasikan dengan menambahkan efek gerakan, nuansa, serta sentuhan kreatif visual.
Sebagai contoh, apabila pengguna memiliki foto pemandangan laut lengkap dengan langit dan awan, AI Alive mampu mengubahnya sehingga terlihat seperti langit yang berevolusi warnanya, awan yang bergerak lambat, dan suara deburan ombak yang realistis.
Bahkan, foto swafoto bersama rekan-rekan dapat dikonversi menjadi video dengan ekspresi dan gestur yang lebih dinamis dan natural.
Berdasarkan laporan TechCrunch, Kamis (15/5/2025), seluruh video yang dihasilkan melalui AI Alive akan secara spesifik dilabeli sebagai konten hasil kecerdasan buatan (AI).
Sebagai tambahan informasi, TikTok sebelumnya telah memperkenalkan generator AI teks ke gambar (text-to-image), dan kini berinovasi lebih lanjut dengan kemampuan gambar ke video (image-to-video).
Di sisi lain, platform pesaing, seperti Instagram dan Snapchat, masih terbatas pada fitur AI untuk pemrosesan gambar. Namun, Snapchat dilaporkan juga sedang mengembangkan kemampuan serupa untuk pembuatan video AI dari gambar.
Lebih lanjut, video ini juga menyertakan metadata C2PA, suatu standar teknis yang memastikan identifikasi konten tersebut sebagai buatan AI bahkan setelah diunduh atau didistribusikan di luar platform TikTok.
“Kami selalu membangun teknologi dengan memperhatikan aspek keamanan, termasuk dalam pengembangan AI kami,” ungkap TikTok melalui pernyataan di blog resminya.
Pihak TikTok menyatakan bahwa setiap konten yang dihasilkan oleh AI Alive akan melalui proses verifikasi, meliputi pemeriksaan foto yang diunggah, perintah teks AI, hingga video yang dihasilkan sebelum tersedia untuk dilihat oleh pengguna.
Apabila terdapat konten yang dianggap melanggar kebijakan TikTok, pengguna memiliki opsi untuk melaporkannya. TikTok akan melaksanakan verifikasi final sebelum video tersebut dipublikasikan di Stories.
Untuk mengaktifkan fitur ini, pengguna hanya perlu membuka Story Camera dan menekan ikon plus berwarna biru yang terletak di bagian atas halaman Kotak Masuk atau Profil.
Setelah pemilihan gambar dari Album Cerita (Story Album), ikon AI Alive akan tampil pada bilah alat di sisi kanan ketika pengguna melakukan proses penyuntingan gambar.
Perlu diketahui, sebelumnya TikTok dikenakan sanksi denda senilai USD 601 juta atau setara Rp 9,9 triliun karena mengirimkan data pengguna Uni Eropa ke Tiongkok.
Sanksi ini diberlakukan oleh Komisi Perlindungan Data Uni Eropa yang berkantor pusat di Irlandia.
"TikTok melanggar UU GDPR terkait transfer data pengguna wilayah ekonomi Eropa ke Tiongkok dan persyaratan transparansinya," demikian pernyataan resmi dari Komisi, sebagaimana dilaporkan oleh The Hacker News, Jumat (9/5/2025).
Dinyatakan bahwa keputusan ini meliputi denda administratif senilai 530 juta Euro atau setara USD 601 juta, disertai perintah yang mewajibkan TikTok untuk mematuhi ketentuan pemrosesan data dalam kurun waktu enam bulan.
Perintah ini memerintahkan TikTok untuk menghentikan sementara transfer data pengguna ke Tiongkok selama periode enam bulan.