Terungkap! 7 Fakta Menarik Geopark Meratus yang Mendunia Karena UNESCO

Geopark Meratus di Kalimantan ditetapkan sebagai UNESCO Geopark Global pada April 2025. Simak apa saja keunikan dan fakta-fakta dari Meratus.

Geopark Meratus secara resmi diumumkan sebagai UNESCO Global Geoparks (UGG) oleh Dewan Eksekutif UNESCO pada tanggal 20. Keputusan ini diambil dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang berlangsung di Paris, Perancis, dari tanggal 2 hingga 17 April 2025.

Penetapan Geopark Meratus sebagai UGG adalah hasil dari upaya meyakinkan 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO. Keputusan ini disetujui secara konsensus, bersama dengan 15 usulan geopark baru lainnya dari 10 negara, yang sebelumnya telah dinominasikan oleh UGG Council pada bulan September dan Desember 2024.

Selain Meratus, Geopark Kebumen juga menjadi salah satu UGG baru dari Indonesia yang diakui oleh UNESCO. Dengan penambahan ini, Indonesia kini memiliki total 12 UGG, termasuk Geopark Batur, Belitong, Ciletuh, Gunung Sewu, Ijen, Maros Pangkep, Merangin Jambi, Raja Ampat, Rinjani Lombok, dan Kaldera Toba.

7 Fakta Geopark Meratus yang Jadi Taman Geopark Global UNESCO

Penetapan Meratus sebagai UNESCO Global Geopark memberikan tanggung jawab kepada pengelola setempat untuk terus melestarikan, mengelola secara berkelanjutan, serta mempromosikan kekayaan geologis dan budaya yang dimilikinya.

Meratus ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark karena keunikan geologis dan kekayaan budaya yang dimilikinya. Apa saja fakta menarik dari Geopark Meratus? Berikut adalah ulasannya:

1. Luas & Letak Geopark Meratus

Geopark Meratus terletak di Provinsi Kalimantan Selatan dan memiliki luas sekitar 3.645 km persegi. Secara topografis, wilayah Meratus membentang dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan puncak tertinggi mencapai 1.900 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Kawasan Geopark Meratus meliputi 6 kabupaten/kota, yaitu Banjarbaru, Banjarmasin, Barito Kuala, Banjar, Tapin, dan Hulu Sungai Selatan. Menurut data dari booklet Geopark Meratus, kawasan ini dihuni oleh sekitar 1,76 juta jiwa hingga tahun 2024. Mayoritas penduduknya adalah suku Banjar, dengan sebagian kecil merupakan suku Dayak.

2. Salah Satu Pegunungan Ofiolit Terlengkap dan Tertua di Indonesia

Dari sisi geologi, Meratus sebagian besar tersusun dari ofiolit, yaitu batuan yang terbentuk di dasar laut sekitar 198 juta tahun yang lalu. Batuan ini kemudian terdorong ke daratan selama proses tumbukan antara 137 hingga 110 juta tahun yang lalu.

Ofiolit sendiri tergolong sebagai formasi batuan yang langka di dunia. Berdasarkan booklet resminya, pengelola setempat menyatakan bahwa Pegunungan Meratus menyimpan rangkaian ofiolit terlengkap dan tertua di Indonesia.

Liputankumiliki 4 Rute

Geopark Meratus memiliki 4 rute perjalanan, yaitu Rute Utara, Timur, Selatan dan Barat. Rute-rute ini dirancang dengan nama yang mencerminkan karakteristik wilayah dan keanekaragaman Geopark Meratus, serta dapat dijelajahi dalam waktu 5 hari. Setiap rute menawarkan keunikan tersendiri. Contohnya, di Rute Barat, terdapat Pasar Terapung Lok Baintan.

Liputankumiliki 54 Situs

Geopark Meratus memiliki setidaknya 54 situs yang tersebar di seluruh wilayahnya. Sebanyak 9 situs berada di Rute Barat, 14 situs di Rute Selatan, 17 situs di Rute Timur, serta 14 situs di Rute Utara. Beberapa situs tersebut antara lain Balai Adat Malaris, Rumah Adat Tradisional Banjar, dan Batu Kulit Ular (Serpennit).

5. Keragaman Budaya Banjar & Dayak

Suku Banjar dan Dayak merupakan dua kelompok etnis yang banyak mendiami kawasan Meratus. Keduanya memiliki keunikan masing-masing, yang dipengaruhi oleh kondisi geologi, baik keragaman batuan maupun morfologi/bentang alam.

Sebagai contoh, masyarakat Banjar umumnya memiliki hunian dengan konsep rumah panggung, yang didasarkan pada budaya dan lokasi tempat tinggal di kawasan daratan dan sungai.

Sebaliknya, suku Dayak mendominasi wilayah perbukitan, serta memiliki konsep hunian rumah panjang yang dapat dihuni oleh beberapa keluarga. Rumah/balai tersebut juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan upacara adat.

6. Surganya Anggrek

Meratus dapat dikatakan sebagai surganya berbagai jenis anggrek. Kawasan ini ditumbuhi oleh berbagai macam anggrek, seperti anggrek hitam, anggrek bulan, kasut kumis, tebu, dan beberapa jenis anggrek lainnya.

Salah satu keunikan adalah anggrek bulan di Kalimantan Selatan, yang memiliki keunggulan dibandingkan anggrek di tempat lain seperti Filipina atau wilayah lain di Indonesia. Misalnya, anggrek di Kalimantan Selatan memiliki masa bunga yang cukup lama, antara 3-6 bulan, sedangkan anggrek biasa tidak lebih dari satu bulan.

Jumlah kuntum dalam satu tangkai bisa mencapai antara 25-50 buah, sedangkan anggrek biasa hanya sekitar 10-15 kuntum. Selain itu, terdapat banyak cabang dalam tangkai, sedangkan anggrek lainnya hanya memiliki satu cabang.

7. Situs Konservasi Bekantan sebagai Hewan Endemik

Bekantan adalah hewan endemik Kalimantan secara keseluruhan, dan khususnya Kalimantan Selatan. Wilayah Kalimantan Selatan menjadi tempat yang ideal bagi bekantan, karena memiliki beberapa aliran sungai besar, sehingga menjadi habitat yang cocok untuk hutan bakau, mangrove, dan rawa.

Meratus juga memiliki situs Konservasi Bekantan Curiak, yang terletak di Desa Marabahan Baru, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala. Lokasi ini dapat dicapai dari tempat pembuatan Kapal Tradisional Sewangi sekitar 6 km dengan menggunakan perahu mesin (klotok).